My World Without CouchSurfing!

Flashback sedikit perkenalan saya dengan CouchSurfing di akhir tahun 2010, berarti sudah 4 tahun saya menjadi anggota di CouchSurfing. Layaknya seseorang yang memasuki komunitas baru, awalnya saya sungkan untuk mengikuti gathering yang sering diadakan oleh anggota CouchSurfing. Untuk pertama kalinya saya mengikuti gathering CouchSurfing di restoran Steak Lover, Kemang, Jakarta. Pemiliknya–Mbak Nuri juga salah seorang anggota CouchSurfing, dengan baiknya ia merelakan para CouchSurfer (sebutan untuk anggota CouchSurfing) “mengacak-acak” restorannya dengan bayar seadanya.

Saya juga ingat sekali teman pertama saya di CouchSurfing adalah Anthony Cornelius dan bule pertama yang saya kenal di CouchSurfing adalah Bonnie Boggers, seorang perempuan warga negara Belanda yang neneknya asli orang Indonesia, lebih tepatnya dari Tidore, namun neneknya sudah lama menjadi warga negara Belanda.

603710_3831876150052_2071062769_n

Analisa singkat saya mengapa anggota CouchSurfing cepat akrab satu dengan lainnya, yaitu karena kami berada di komunitas ini atas unsur adanya kesamaan minat–traveling. Ulasan mengenai CouchSurfing banyak dimuat diberbagai media, saya pernah membaca beberapa media cetak yang terang-terang meliput mengenai komunitas CouchSurfing ini. Di Indonesia sendiri perkembangan CouchSurfing bisa dikatakan sangat pesat, terutama di kota-kota besar. Jakarta sebagai ibukota Indonesia memiliki jumlah anggota CouchSurfing paling banyak dan paling aktif saat ini. Tidak kurang dari 17 ribu member terdaftar di group CouchSurfing Jakarta, walau yang aktif tidak sebanyak ini.

Membuka rumah untuk diinapi oleh tamu dan berlaku sebaliknya menjadi hal paling menarik dari CouchSurfing menurut saya. Ini pun tidak asal minta couch (baca: menginap), lalu langsung diperkenankan oleh pemilik rumah yang anggota CouchSurfing. Prosesnya melalui tahapan; calon guest harus saling melihat profile CouchSurfing host guna memastikan apakah mereka sesuai, berlaku sama saat calon host menerima request dari calon guest, lalu jika sesuai data yang lebih detail mengenai alamat rumah dan cara mencapai rumah akan diberikan oleh calon host, saat guest meninggalkan rumah host, mereka diharapkan saling memberikan referensi mengenai pengalamannya berinteraksi.

“Fiq, kapan ada bule lagi nginap di rumah?”, pertanyaan singkat melalui sms dari ibu saat saya bekerja. Akhir-akhir ini saya agak sibuk di tempat kerja, jadi menolak beberapa couch request yang masuk ke akun CouchSurfing saya. Saya masih bertempat tinggal di rumah kedua orang tua saya, Ibu saya orang yang cukup terbuka, bukan seseorang yang terlalu konservatif. Jika ada tamu CouchSurfing yang menginap di rumah saya, ia sangat senang. Ia memang senang jika rumah kami diinapi oleh foreigner, tidak masalah berhari-hari atau bermingu-minggu selama foreigner tersebut bisa membawa diri di rumah.

“Apalagi kalo tamu bulenya cakep atau cantik, mama suka deh”, sambungnya. Mama oh mama. Bagi sebagian teman saya di CouchSurfing, sosok mama saya ini emang asik, paling tidak itu yang dibilang beberapa CouchSurfer yang ke rumah saya.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Mom and Dad with Palestinian CouchSurfers

Menurut mama saya, dengan adanya foreigner ia bisa melatih Bahasa Inggris-nya, sedangkan ayah saya senang jika diinapi foreigner dari Jerman, ia bisa melatih sedikit-sedikit Bahasa Jerman-nya yang mulai alpa.

Bagi saya, CouchSurfing adalah dunia baru yang mempunyai banyak pelajaran; pelajaran untuk percaya ketika ada orang yang tidak dikenal kemudian menginap di rumah saya; pelajaran untuk sharing lebih baik saat CouchSurfer traveling bersama, kami mengandalkan sistem sharing cost; dan pelajaran mengenal karakter dan budaya seseorang dimana saya bisa mendapatkan teman dekat, dari CouchSurfing.

Mendapatkan teman dari CouchSurfing tidaklah sulit, saya mendapatkan banyak teman dari tamu yang saya host, saya yang couch, gathering sesama anggota CouchSurfing, dan juga traveling. Beberapa kali saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah saat monthly gathering CouchSurfing regional Jakarta.

Saat gathering yang bertepatan dengan acara buka puasa tahun 2012, lebih dari 100 orang CouchSurfer datang ke monthly gathering kali itu . Monthly gathering selain menjadi tempat bertemunya anggota CouchSurfing yang sudah lama, juga menjadi ajang bertemunya anggota CouchSurfing yang masih baru. Setiap peserta gathering diminta untuk memperkenalkan dirinya dihadapan anggota lainnya.

CS Monthly Gathering - Cap Go Meh
CS Monthly Gathering – Cap Go Meh

Sebagai komunitas traveling global, identiknya traveling menjadi kegiatan penting bagi CouchSurfer. Tidak jarang anggota yang bertemu saat gathering lalu menjadi travel mate. Traveling menjadi lebih menyenangkan dengan CouchSurfer, cukup banyak perjalanan traveling yang saya lewati dengan CouchSurfer and I’m happy for that!

CS Tent Surfing - Dieng
CS Tent Surfing – Dieng

One thought on “My World Without CouchSurfing!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s